Bagaimanapun, sahabat dan pacar memiliki tempat yang berbeda di hati
kita. Walau sama-sama sangat berarti, kita tetap tidak bisa menyamakan
sikap terhadap keduanya karena dua makhluk hidup itu memiliki peran yang
berbeda. Di satu sisi, sahabat adalah orang yang kita merasa nyaman
untuk membicarakan hal-hal yang mungkin konyol bagi orang lain. Di sisi
lain, pacar adalah seseorang yang kita inginkan hanya menjadi milik
kita.
Dengan mengabaikan bahwa peran dan posisi mereka berbeda, bisa
mengakibatkan munculnya masalah. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan pembagiannya antara sahabat dan pacar.
Pertama, topik pembicaraan dengan keduanya. Kita tidak bisa sesuka
hati mendiskusikan hal-hal konyol tentang teman kita kepada pacar.
Karena, selain mungkin dia tidak kenal dengan obyek pembicaraan kita,
dia juga mungkin tidak suka pembicaraan yang berbau-bau ngerumpi. Begitu
pula dengan sahabat; walau cinta kita kepada pacar setinggi gedung
pencakar langit, tidak perlulah kita selalu menebarkan pesonanya kepada
sahabat kita. Karena, walau menurut kita itu adalah topik yang paling
menyegarkan, bagi sahabat kita mungkin itu justru topik yang
membosankan.
Kata-kata sandi yang biasa kita gunakan dalam pembicaraan dengan sahabat atau dengan pacar juga jangan sampai tercampur aduk.
Kedua, pembagian waktu bagi keduanya juga adakalanya perlu
dipisahkan. Yang terpenting, kita jangan terlalu ngebelain salah satu.
Karena, ini bisa membuat salah satu pihak merasa diduakan dan ini malah
bisa membuat dua orang yang kita sayang saling tidak menyukai.
Ketiga, perhatian kita kepada keduanya pun jangan sampai berat
sebelah. Masak sih hanya kalau pacar sakit saja, kita jenguk. Sebaiknya
kan kita juga menjenguk bila sahabat sedang terkapar sakit. Atau jangan
ultah sahabat saja yang membuat kita jadi event organizer dadakan; tapi
manis juga lho kalau membuat kejutan di ultah sang doi.
Keempat, free your body and mind. Mungkin itu adalah ekspresi yang
bisa mewakili sikap kita ketika sedang asyik dengan sahabat. Tapi,
ketika sedang berduaan dengan pacar, kebebasan berekspresi semacam itu
seolah bukan milik kita. Nah, sekali waktu coba deh kita belajar lebih
membuka diri kepada pacar dengan gaya yang kita terapkan kepada sahabat.
Meminimalisasi cemburu<>
Ada baiknya kita memperkenalkan dan mempertemukan pacar dengan
sahabat. Tidak perlu sampai terlalu akrab sih. Yang penting kalau kita
cerita tentang sahabat kita kepada pacar, dia akan tahu siapa yang kita
maksud, tanpa harus menerangkan ulang secara panjang lebar tentang
sahabat kita. Begitu juga sebaliknya.
Selain itu, upaya ini juga dapat mengurangi rasa iri dan curiga sang
pacar kepada sahabat kita, terlebih bila kita lebih dulu bersahabat
sebelum pacaran. Keirian dan kecurigaan ini bisa muncul dari perasaannya
bahwa kita lebih mengetahui seluk-beluk seputar sahabat kita
dibandingkan dengan mengenalnya.
Fatal akibatnya bila kita tidak peka dengan kedua macam perasaan
pacar kita itu. Karena, perasaan itu bisa meluas dan memunculkan
perasaan baru, yaitu cemburu.
Kepentingan keduanya pun harus kita seimbangkan. Jangan sampai salah
satu dari mereka sampai merasa dialah yang paling berhak memiliki kita.
Kita bisa membagi waktu untuk keduanya. Kapan “jam tayang” untuk gosip
terbaru yang akan kita siarkan bersama sahabat, dan kapan kita akan
menghabiskan malam romantis bersama si dia.
Cara lain untuk menjembatani kedua belah pihak dengan kepentingan
berbeda itu bisa saja dengan melakukan kegiatan bersama, antara kita,
sahabat, dan pacar. Kegiatan bersama ini bisa ditujukan selain untuk
mempertemukan mereka berdua, juga untuk mengajak mereka memahami posisi
dan peran masing-masing. Tidak perlu terlalu sering sih karena kita juga
kan harus memiliki privasi di luar mereka.
Yang terpenting, dengan kegiatan bersama itu, diharapkan mereka tidak
akan menuntut terlalu banyak, melebihi kapasitas mereka di samping
kita.
0 comments
Post a Comment