Kata Mutiara 1

Cinta adalah anugrah Tuhan bagi semua manusia. Cinta datang dari hati, tumbuh dalam hati, bersemi dalam hati dan cinta adalah perpaduan dua hati. Tentu saja ungkapan kata mutiara cinta juga harus datang dari hati, agar bisa didengar dan meresap serta memiliki makna yang dalam. .

Kata Mutiara 2

Cinta memberi energi kehidupan, penumbuh motivasi dan semangat. Cinta adalah hal yang terindah di dunia yang diciptakan Tuhan untuk kita. Cinta tak mampu di bunuh, cinta tak mampu di hancurkan. Dan, kata kata romantis terindahlah yang mampu mengambarkan keindahan dan kekuatan cinta.

Kata Mutiara 3

Yang memimpin wanita bukan akalnya, melainkan hatinya. Hari ini bila ia datang, jangan biarkan ia berlalu pergi. Esok kalau ia masih bertandang, jangan harap ia akan datang kembali.

Kata Mutiara 4

Saya memiliki sepasang mata, tetapi tidak dapat selalu melihatmu.Saya memiliki sepasang tangan, tetapi tidak bisa selalu melindungimu Tapi aku memiliki hati, yang selalu berdoa untuk mu

Kata Mutiara 5

Semoga kamu mendapat cukup kebahagiaan untuk membuat kamu bahagia, cukup cobaan untuk membuat kamu kuat, cukup penderitaan untuk membuat kamu menjadi manusia yang sesungguhnya, dan cukup harapan untuk membuat kamu positif terhadap kehidupan.

Kata Mutiara 6

Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat...

Kata Mutiara 7

Memang kita tlah jauh rasanya Memang kita sudah tak bersama Jika memang kita ditakdirkan tuk bersama selamanya Cinta takkan kemana..

Sunday, October 28, 2012

Cemburu

Cemburu kerap tersulut saat mendengar atau menjumpai pasangan dekat dengan wanita lain. Meski rentan memancing pertikaian yang berujung kehancuran hubungan, munculnya rasa iri bercampur amarah ini justru bisa menjadi penghangat hubungan. Asal, mampu mengelolanya dengan baik.

Rasa cemburu lumrahnya muncul seiring perasaan cinta atau sayang terhadap pasangan. Rasa ini muncul karena takut kehilangan pasangan atau pasangan berpaling ke wanita lain.

Perlu strategi kontrol diri untuk melawan perasaan itu. Dengan pengelolaan rasa yang baik, munculnya perasaan itu justru bisa membuat hubungan semakin hangat tanpa memicu pertikaian sengit yang berpotensi menghancurkan hubungan.

Mengapa cemburu itu dikata baik? Munculnya rasa ini adalah pertanda bahwa Anda benar-benar peduli dengan pasangan. Secara biologis, rasa ini muncul sebagai sinyal tubuh merespons suatu hal yang berpotensi membahayakan dirinya.

Cemburu merupakan bentuk spontan perlindungan diri. Dalam konteks hubungan, rasa ini menjadi hal baik yang mendorong Anda melindungi hubungan dari ancaman bahaya.

Yang menjadi masalah adalah cara mengelola cemburu. Tanpa pengelolaan yang baik, munculnya rasa ini rentan menyulut pertikaian tanpa penyelesaian tuntas. Bahkan, tak mustahil berbagai persoalan lampau yang sebenarnya tak ada hubungannya turut dipermasalahkan.

Jadi apa yang harus dilakukan saat rasa itu muncul? Anda harus mengajak pasangan bicara. Jangan terobsesi menyalahkan, beri kesempatan pasangan menjelaskan. Selalu berangkat dengan niat melindungi hubungan, bukan memancing pertengkaran. 

Lima pertanyaan menilai kadar bahaya 

1. Apakah pasangan tertarik secara seksual pada wanita itu?
2. Apakah Anda menemukan pasangan berfantasi dengan wanita lain?
3. Apakah pasangan merasa tertarik secara emosional dengan wanita lain?
4. Apakah pasangan membuka diri dan berbagi informasi pribadi dengan wanita lain?
5. Apakah sesuatu terjadi antara pasangan dan wanita lain yang disembunyikan?

Lewat sejumlah pertanyaan itu, Anda bisa memainkan logika untuk menilai apakah rasa cemburu itu sinyal serius atau hanya cemburu buta. Jika cemburu itu ternyata tak beralasan, jangan gengsi untuk meminta maaf. Dijamin, akan menjadi momentum yang penuh kemesraan.

Tidak Ada Jalan Yang Rata Untuk Sukses


Di pagi hari buta, terlihat seorang pemuda dengan bungkusan kain berisi bekal di punggungnya tengah berjalan dengan tujuan mendaki ke puncak gunung yang terkenal. Konon kabarnya, di puncak gunung itu terdapat pemandangan indah layaknya berada di surga. Sesampai di lereng gunung, terlihat sebuah rumah kecil yang dihuni oleh seorang kakek tua.
Setelah menyapa pemilik rumah, pemuda mengutarakan maksudnya "Kek, saya ingin mendaki gunung ini. Tolong kek, tunjukkan jalan yang paling mudah untuk mencapai ke puncak gunung".
Si kakek dengan enggan mengangkat tangan dan menunjukkan tiga jari ke hadapan pemuda.
"Ada 3 jalan menuju puncak, kamu bisa memilih sebelah kiri, tengah atau sebelah kanan?"
"Kalau saya memilih sebelah kiri?"
"Sebelah kiri melewati banyak bebatuan." Setelah berpamitan dan mengucap terima kasih, si pemuda bergegas melanjutkan perjalanannya. Beberapa jam kemudian dengan peluh bercucuran, si pemuda terlihat kembali di depan pintu rumah si kakek.
"Kek, saya tidak sanggup melewati terjalnya batu-batuan. Jalan sebelah mana lagi yang harus aku lewati kek?"
Si kakek dengan tersenyum mengangkat lagi 3 jari tangannya menjawab, "Pilihlah sendiri, kiri, tengah atau sebelah kanan?"
"Jika aku memilih jalan sebelah kanan?"
"Sebelah kanan banyak semak berduri." Setelah beristirahat sejenak, si pemuda berangkat kembali mendaki. Selang beberapa jam kemudian, dia kembali lagi ke rumah si kakek.
Dengan kelelahan si pemuda berkata, "Kek, aku sungguh-sungguh ingin mencapai puncak gunung. Jalan sebelah kanan dan kiri telah aku tempuh, rasanya aku tetap berputar-putar di tempat yang sama sehingga aku tidak berhasil mendaki ke tempat yang lebih tinggi dan harus kembali kemari tanpa hasil yang kuinginkan, tolong kek tunjukkan jalan lain yang rata dan lebih mudah agar aku berhasil mendaki hingga ke puncak gunung."
Si kakek serius mendengarkan keluhan si pemuda, sambil menatap tajam dia berkata tegas "Anak muda! Jika kamu ingin sampai ke puncak gunung, tidak ada jalan yang rata dan mudah! Rintangan berupa bebatuan dan semak berduri, harus kamu lewati, bahkan kadang jalan buntu pun harus kamu hadapi. Selama keinginanmu untuk mencapai puncak itu tetap tidak goyah, hadapi semua rintangan! Hadapi semua tantangan yang ada! Jalani langkahmu setapak demi setapak, kamu pasti akan berhasil mencapai puncak gunung itu seperti yang kamu inginkan! dan nikmatilah pemandangan yang luar biasa !!! Apakah kamu mengerti?"
Dengan takjub si pemuda mendengar semua ucapan kakek, sambil tersenyum gembira dia menjawab "Saya mengerti kek, saya mengerti! Terima kasih kek! Saya siap menghadapi selangkah demi selangkah setiap rintangan dan tantangan yang ada! Tekad saya makin mantap
untuk mendaki lagi sampai mencapai puncak gunung ini.
Dengan senyum puas si kakek berkata, "Anak muda, Aku percaya kamu pasti bisa mencapai puncak gunung itu! Selamat berjuang!!!
Tidak ada jalan yang rata untuk sukses!
Sama seperti analogi Proses pencapaian mendaki gunung tadi. Untuk meraih sukses seperti yang kita inginkan, Tidak ada jalan rata! tidak ada jalan pintas! Sewaktu-waktu, rintangan, kesulitan dan kegagalan selalu datang menghadang. Kalau mental kita lemah, takut tantangan , tidak yakin pada diri sendiri, maka apa yang kita inginkan pasti akan kandas ditengah jalan. Hanya dengan mental dan tekad yang kuat, mempunyai komitmen untuk tetap berjuang, barulah kita bisa menapak di puncak kesuksesan.

Saturday, October 27, 2012

Memaafkan dan Lupakan Masa Lalu Itu

Masa lalu yang ada tidak semuannnya menyenangkan terkadang banyak masa lalu yang membuat kita merasa terbelenggu oleh kesalahan- kesalahan ataupun cerita masa lalu yang suram yang tentunya hal ini akan sangat membekas di hari- hari kedepan.
Melupakan bukan perkara mudah, tidak setiap orang mampu melupakan begitu saja, dimana terkadang masa lalu itu begitu sangat membekas didalam alur berfikir kita, namun mengingat itu tidak akan pernah merubah keadaan yang telah lewat, yang ada hanyalah sejarah dan cerita yang kedepan sesuatu yang harus dijalanin dengan baik.
Kita tidak akan pernah dapat merubah seseorang kecuali orang itu sendiri yang merubahnya, jadi jangan berharap bahwa kita mampu merubah pikiran seseorang karena hanya orang tersebut yang bisa merubahnya dan perlu kita sadari bahwa pikiran adalah sumber dari segala hal yang ada di diri kita terkadang sumber penyakitpun berasal dari pikiran kita sendiri, rasa takutpun juga keluar dari pikiran kita apalagi trauma akan masa lalu itu semua keluar dari pikiran kita lalu bagaimana kita menyikapi ini semua agar kita mendapatkan hidup yang memiliki kualitas dalam keseharian:
    * Berilah ruang damai didalam pikiran anda dengan melakukan perdamaian dengan diri anda sendiri, ini mudah tapi sulit tetapi mau tidak mau harus dilakukan, siapa yang akan merawat badan anda kalau bukan anda siapa yang akan merwat pikiran anda kalau bukan anda jadi berdamailah dengan mebangun pikiran positif menjauhi segala hal yang akan menganggu proses perdamaian anda dengan diri anda, ingat diri anda butuh dicintai dan dikasihi oleh anda , pikiran andapun sama berilah pikiran anda sesuatu yang baik dengan lebih sering membuang ke kantong sampah hal - hal yang membuat anda menjadi teringat sesuatu yang akan menganggu pikiran masa depan anda.
    * Maafkanlah, tidak mudah tapi kata jitu yang disarankan seorang sahabat ke pada saya adalah maafkanlah karena maaf adalah keikhlasan, tanpa maaf semua akan sia - sia , membangun prinsip keihlasan maaf berbeda dengan maaf doang karena prinsip ikhlas  membalikkan rasa sesal,dengki dan dendam menjadi cahaya bagi pikiran kita.
    * Lupakanlah , ini berat tapi melupakan harus kita lakukan terutama melupakan hal - hal yang telah membuat hati kita terusik,pikiran kita stress serta dendam kita selalu ada, melupakan memiliki nilai yang sangat tinggi bertemu orang baru yang positif akan sangat membantu proses melupakan, kesibukan akan sesuatu yang besar untuk masa depan akan juga turut melupakan apa yang telah terjadi selama ini, tapi jangan lupakan masa indah karena masa indah akan membawa anda menjadi orang yang bahagia.
    * Berilah mereka doa, mendoakan tentu sangat mujarab untuk bisa lupakan sesuatuyang telah membuat anda tidak nyaman atau tersakiti, berilah mereka doa saya pikir semua agama akan memberikan saran ini.
    * Tenang dalam bertindak dan bersikap , dewasa didalam melakukan setiap aktivitas serta tidak memiliki iri hati dan dengki akan membuat kita berdamai dengan diri dan keadaan sekitar kita, menaham emosi tidak mengumbar segala sesuatu dengan berlebihan tentu menambah kita untuk lepas dari ini semua
    * Cintailah diri kita berilah penghargaan pada diri kita serta pujilah diri kita untuk kita sendiri karena senyuman cinta hanya akan kita miliki apabila kita memiliki cinta untuk diri kita sendiri dan belajar mencintai lingkungan,kawan,keluarga serta selalu mencintai allah yang menciptakan kita.

Cinta dan Waktu

Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak: ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan sebagainya.
Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu.
Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki Cinta. Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu.
"Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!" teriak Cinta.
"Aduh! Maaf, Cinta!" kata Kekayaan, "Perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini."
Lalu Kakayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi.
Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya. "Kegembiraan! Tolong aku!", teriak Cinta. Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak mendengar teriakan Cinta.
Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang dan Cinta semakin panik.
Tak lama lewatlah Kecantikan.
"Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!", teriak Cinta.
"Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini." sahut Kecantikan.
Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan.
"Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu," kata Cinta.
"Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja..."
kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya.
Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya.
Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, "Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!"
Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.
Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi.
Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu.
"Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu." kata orang itu.
"Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku" tanya Cinta heran.
"Sebab," kata orang itu, "Hanya Waktu lah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari Cinta itu."

Cinta yang tulus

Seorang gadis mengeluh,setiap kali ia bertanya kepada pacarnya,"Kenapa sich loe bisa sayang sama gue?",pacarnya tak pernah menjawab,hanya diam dan tersenyum.Padahal teman-temannya yang lain selalu mempunyai alasan mengapa pacar mereka mencintai mereka.

"Karena suaraku yang merdu !" ujar si A."Karena aku pintar menari",kata si B."Karena wajahku yang cantik...!",sahut si C.Semakin lama,gadis ini semakin marah dan kecewa."Setiap kali kutanya,ia selalu diam.. berarti pacarku tidak mencintaiku lagi !Akan kuputuskan saja dia !",pikir si gadis di dalam hati.. Akhirnya,dia memutuskan sang pacar.

Beberapa bulan kemudian,si gadis pergi keluar kota,dan bus yang di tumpanginya mengalami kecelakaan dahsyat,wajahnya cacat,ia menjadi bisu,dan kakinya terpaksa harus di amputasi.Si gadis begitu sedih.. "Mana ada lagi laki-laki yang mau mendekati seorang gadis cacat dan tak lagi berarti seperti diriku ?",pikirnya di dalam tangis.

Suatu hari,pacar yang dulu pernah diputuskannya datang.Karena si gadis sudah tak lagi bisa berbicara,dengan menulis di atas kertas ia bertanya kepada mantan pacarnya, "Mengapa kamu masih datang kemari,kini aku sudah cacat dan sudah tak berarti...".Sambil tersenyum mantan pacarnya berkata,"Dulu,aku tak bisa menjawab ketika kamu selalu bertanya,mengapa aku mencintaimu.. kalau dulu kukatakan aku mencintaimu karena kamu pandai bernyanyi,tentu setelah kamu bisu,tak ada alasan lagi bagiku untuk mencintaimu.Kalau kukatakan aku mencintaimu karena kamu pandai menari,masih adakah cintaku padamu setelah kakimu di amputasi?Dan kalau kukatakan karena wajahmu yang cantik dan menarik,tentu cintaku hilang setelah weajahmu cacat dan menjadi jelek.

Jadi,dari dulu,sekarang,hingga nanti,aku mencintai kamu tanpa alasan,aku mencintai kamu apa adanya!".Mendegar kalimat yang terucap dari mantan pacarnya tersebut,si gadis hanya bisa tertunduk dan meneteskan air mata.. air mata bahagia,menyadari bahwa ada hawa cinta yang tulus tengah terasa dalam hati nya.

Kemudian dia menatap sang pria dan berkata..
"Maafkan aku"

Kisah anak yang Mencopet karena Ibunya Sakit

cerita tentang pelajaran hidup, janganlah melihat sebuah persoalan dari satu sisi yang pada akhirnya akan membuat kesimpulan yang terburu-buru. Dari pinggir kaca nako di antara celah kain gorden, saya melihat anak muda itu mondar-mandir di depan rumah. Matanya berkali-kali melihat ke rumah saya. Tangannya yang dimasukkan ke saku celana, sesekali mengelap keringat di keningnya.


Saya pernah melihat anak muda itu di jembatan penyeberangan, entah seminggu atau dua minggu yang lalu. Saya pulang membeli bumbu kue waktu itu. Tiba-tiba di atas jembatan penyeberangan, saya ada yang menabrak, saya hampir jatuh. Si penabrak yang tidak lain adalah anak muda yang gelisah dan mondar-mandir di depan rumah itu, meminta maaf dan bergegas mendahului saya. Saya jengkel, apalagi begitu sampai di rumah saya tahu dompet yang disimpan di kantong plastik, disatukan dengan bumbu kue, telah raib.

Dada saya berdebar menyaksikannya. Apa maksud anak muda yang bisa jadi umurnya tak jauh dengan anak sulung saya yang baru kelas 2 SMU itu? Melihat tingkah lakunya yang gelisah, tidakkah dia punya maksud buruk dengan keluarga saya? Mau merampok? Bukankah sekarang ini orang merampok tidak lagi mengenal waktu? Siang hari saat orang-orang lalu-lalang pun penodong bisa beraksi, seperti yang banyak diberitakan koran. Atau dia punya masalah dengan Adhi anak saya?

Kenakalan remaja saat ini tidak lagi enteng. Tawuran telah menjadikan puluhan remaja meninggal. Saya berdoa semoga lamunan itu salah semua. Tapi mengingat peristiwa buruk itu bisa saja terjadi, saya mengunci seluruh pintu dan jendela rumah. Di rumah ini, pukul sepuluh pagi seperti ini, saya hanya seorang diri. Kang Dwi, suami saya, ke kantor. Adhi sekolah, Anna yang sekolah sore pergi les Inggris, dan Bi Dian sudah seminggu tidak masuk.

Jadi kalau lelaki yang selalu memperhatikan rumah saya itu menodong, saya bisa apa? Pintu pagar rumah memang terbuka. Siapa saja bisa masuk.

Tapi mengapa anak muda itu tidak juga masuk? Tidakkah dia menunggu sampai tidak ada orang yang memergoki? Saya sedikit lega saat anak muda itu berdiri di samping tiang telepon. Saya punya pikiran lain. Mungkin dia sedang menunggu seseorang, pacarnya, temannya, adiknya, atau siapa saja yang janjian untuk bertemu di tiang telepon itu. Saya memang tidak mesti berburuk sangka seperti tadi. Tapi dizaman ini, dengan peristiwa-peristiwa buruk, tenggang rasa yang semakin menghilang, tidakkah rasa curiga lebih baik daripada lengah?

Saya masih tidak beranjak dari persembunyian, di antara kain gorden, di samping kaca nako. Saya masih was-was karena anak muda itu sesekali masih melihat ke rumah. Apa maksudnya? Ah, bukankah banyak pertanyaan di dunia ini yang tidak ada jawabannya.

Terlintas di pikiran saya untuk menelepon tetangga. Tapi saya takut jadi ramai. Bisa-bisa penduduk se-kompleks mendatangi anak muda itu. Iya kalau anak itu ditanya-tanya secara baik, coba kalau belum apa-apa ada yang memukul.

Tiba-tiba anak muda itu membalikkan badan dan masuk ke halaman rumah. Debaran jantung saya mengencang kembali. Saya memang mengidap penyakit jantung. Tekad saya untuk menelepon tetangga sudah bulat, tapi kaki saya tidak bisa melangkah. Apalagi begitu anak muda itu mendekat, saya ingat, saya pernah melihatnya dan punya pengalaman buruk dengannya. Tapi anak muda itu tidak lama di teras rumah. Dia hanya memasukkan sesuatu ke celah di atas pintu dan bergegas pergi. Saya masih belum bisa mengambil benda itu karena kaki saya masih lemas.


----------------------o0o---------------------------


Dan hari ini, anak muda yang gelisah dan si penabrak yang mencopet itu, mengembalikan dompet saya lewat celah di atas pintu. Setelah saya periksa, uang tiga ratus ribu lebih, cincin emas yang selalu saya simpan di dompet bila bepergian, dan surat-surat penting, tidak ada yang berkurang.

Lama saya melihat dompet itu dan melamun. Seperti dalam dongeng. Seorang anak muda yang gelisah, yang siapa pun saya pikir akan mencurigainya, dalam situasi perekonomian yang morat-marit seperti ini, mengembalikan uang yang telah digenggamnya. Bukankah itu ajaib, seperti dalam dongeng. Atau hidup ini memang tak lebih dari sebuah dongengan?

Bersama dompet yang dimasukkan ke kantong plastik hitam itu saya menemukan surat yang dilipat tidak rapi. Saya baca surat yang berhari-hari kemudian tidak lepas dari pikiran dan hati saya itu. Isinya seperti ini:


“Ibu yang baik…, maafkan saya telah mengambil dompet Ibu. Tadinya saya mau mengembalikan dompet Ibu saja, tapi saya tidak punya tempat untuk mengadu, maka saya tulis surat ini, semoga Ibu mau membacanya.

Sudah tiga bulan saya berhenti sekolah. Bapak saya di-PHK dan tidak mampu membayar uang SPP yang berbulan-bulan sudah nunggak, membeli alat-alat sekolah dan memberi ongkos. Karena kemampuan keluarga yang minim itu saya berpikir tidak apa-apa saya sekolah sampai kelas 2 STM saja. Tapi yang membuat saya sakit hati, Bapak kemudian sering mabuk dan judi buntut yang beredar sembunyi-sembunyi itu.

Adik saya yang tiga orang, semuanya keluar sekolah. Emak berjualan goreng-gorengan yang dititipkan di warung-warung. Adik-adik saya membantu mengantarkannya. Saya berjualan koran, membantu-bantu untuk beli beras.

Saya sadar, kalau keadaan seperti ini, saya harus berjuang lebih keras. Saya mau melakukannya. Dari pagi sampai malam saya bekerja. Tidak saja jualan koran, saya juga membantu nyuci piring di warung nasi dan kadang (sambil hiburan) saya ngamen. Tapi uang yang pas-pasan itu (Emak sering gagal belajar menabung dan saya maklum), masih juga diminta Bapak untuk memasang judi kupon gelap. Bilangnya nanti juga diganti kalau angka tebakannya tepat. Selama ini belum pernah tebakan Bapak tepat. Lagi pula Emak yang taat beribadah itu tidak akan mau menerima uang dari hasil judi, saya yakin itu.

Ketika Bapak semakin sering meminta uang kepada Emak, kadang sambil marah-marah dan memukul, saya tidak kuat untuk diam. Saya mengusir Bapak. Dan begitu Bapak memukul, saya membalasnya sampai Bapak terjatuh-jatuh. Emak memarahi saya sebagai anak laknat. Saya sakit hati. Saya bingung. Mesti bagaimana saya?

Saat Emak sakit dan Bapak semakin menjadi dengan judi buntutnya, sakit hati saya semakin menggumpal, tapi saya tidak tahu sakit hati oleh siapa. Hanya untuk membawa Emak ke dokter saja saya tidak sanggup. Bapak yang semakin sering tidur entah di mana, tidak perduli. Hampir saya memukulnya lagi.

Di jalan, saat saya jualan koran, saya sering merasa punya dendam yang besar tapi tidak tahu dendam oleh siapa dan karena apa. Emak tidak bisa ke dokter. Tapi orang lain bisa dengan mobil mewah melenggang begitu saja di depan saya, sesekali bertelepon dengan handphone. Dan di seberang stopan itu, di warung jajan bertingkat, orang-orang mengeluarkan ratusan ribu untuk sekali makan.

Maka tekad saya, Emak harus ke dokter. Karena dari jualan koran tidak cukup, saya merencanakan untuk mencopet. Berhari-hari saya mengikuti bus kota, tapi saya tidak pernah berani menggerayangi saku orang. Keringat dingin malah membasahi baju. Saya gagal jadi pencopet.

Dan begitu saya melihat orang-orang belanja di toko, saya melihat Ibu memasukkan dompet ke kantong plastik. Maka saya ikuti Ibu. Di atas jembatan penyeberangan, saya pura-pura menabrak Ibu dan cepat mengambil dompet. Saya gembira ketika mendapatkan uang 300 ribu lebih.

Saya segera mendatangi Emak dan mengajaknya ke dokter. Tapi Ibu…, Emak malah menatap saya tajam. Dia menanyakan, dari mana saya dapat uang. Saya sebenarnya ingin mengatakan bahwa itu tabungan saya, atau meminjam dari teman. Tapi saya tidak bisa berbohong. Saya mengatakan sejujurnya, Emak mengalihkan pandangannya begitu saya selesai bercerita.

Di pipi keriputnya mengalir butir-butir air. Emak menangis. Ibu…, tidak pernah saya merasakan kebingungan seperti ini. Saya ingin berteriak. Sekeras-kerasnya. Sepuas-puasnya. Dengan uang 300 ribu lebih sebenarnya saya bisa makan-makan, mabuk, hura-hura. Tidak apa saya jadi pencuri. Tidak perduli dengan Ibu, dengan orang-orang yang kehilangan. Karena orang-orang pun tidak perduli kepada saya. Tapi saya tidak bisa melakukannya. Saya harus mengembalikan dompet Ibu. Maaf.”
Surat tanpa tanda tangan itu berulang kali saya baca. Berhari-hari saya mencari-cari anak muda yang bingung dan gelisah itu. Di setiap stopan tempat puluhan anak-anak berdagang dan mengamen. Dalam bus-bus kota. Di taman-taman. Tapi anak muda itu tidak pernah kelihatan lagi. Siapapun yang berada di stopan, tidak mengenal anak muda itu ketika saya menanyakannya.

Lelah mencari, di bawah pohon rindang, saya membaca dan membaca lagi surat dari pencopet itu. Surat sederhana itu membuat saya tidak tenang. Ada sesuatu yang mempengaruhi pikiran dan perasaan saya. Saya tidak lagi silau dengan segala kemewahan. Ketika Kang Dwi membawa hadiah-hadiah istimewa sepulang kunjungannya ke luar kota, saya tidak segembira biasanya.Saya malah mengusulkan oleh-oleh yang biasa saja.

Kang Dwi dan kedua anak saya mungkin aneh dengan sikap saya akhir-akhir ini. Tapi mau bagaimana, hati saya tidak bisa lagi menikmati kemewahan. Tidak ada lagi keinginan saya untuk makan di tempat-tempat yang harganya ratusan ribu sekali makan, baju-baju merk terkenal seharga jutaan, dan sebagainya.

Saya menolaknya meski Kang Dwi bilang tidak apa sekali-sekali. Saat saya ulang tahun, Kang Dwi menawarkan untuk merayakan di mana saja. Tapi saya ingin memasak di rumah, membuat makanan, dengan tangan saya sendiri. Dan siangnya, dengan dibantu Bibi Dian, lebih seratus bungkus nasi saya bikin. Diantar Kang Dwi dan kedua anak saya, nasi-nasi bungkus dibagikan kepada para pengemis, para pedagang asongan dan pengamen yang banyak di setiap stopan.

Di stopan terakhir yang kami kunjungi, saya mengajak Kang Dwi dan kedua anak saya untuk makan bersama. Diam-diam air mata mengalir di mata saya. Anna menghampiri saya dan bilang, “Mama, saya bangga jadi anak Mama.” Dan saya ingin menjadi Mama bagi ribuan anak-anak lainnya.

Monday, October 22, 2012

Menjaga perasaan pasangan anda

Untuk menjadi pasangan yang romantis, sebaiknya anda membaca tips ini:
 Bersikap realistis satu sama lain.
 Janganlah mencoba mengubah pasangan Anda. Terimalah ia apa adanya.
 Selalu terbuka satu sama lain. Wanita biasanya senang mengutarakan unek-uneknya. Berbeda dengan pria yang bila ada unek-unek lebih senang menyendiri daripada mengutarakannya pada orang lain. Untuk menjadi pasangan yang romantis Anda perlu terbuka satu sama lain sehingga pasangan Anda tahu apa yang membuat Anda tersinggung, marah, gembira. Bila Anda berhenti terbuka satu sama lain berarti hubungan Anda berdua pastilah sedang menuju kehancuran.
 Melakukan sesuatu bersama-sama.
 Melalui kegiatan bersama, Anda akan menciptakan kemesraan. Tidaklah perlu pusing memikirkan apa yang bisa dikerjakan bersama. Membaca buku bersama di mana secara bergantian membacakan untuk pasangannya. Menonton film bersama ataupun Anda membantu pasangan Anda memasak di dapur, mencuci mobil dan masih banyak lagi.
 Tunjukkan pada pasangan Anda bahwa Anda mencintainya. Meskipun Anda telah menikah selama beberapa tahun ataupun baru saja menikah, Anda perlu mempertahankan cinta Anda. Tindakan sederhana seperti mengatakan “I love You” dapat menggetarkan hati pasangan Anda juga. Tidak perlu menunggu hari istimewa misalnya hari pernikahan untuk mengutarakan bahwa Anda mencintainya. Anda perlu mengucapkan “I love You” minimal sekali sehari untuk menggelorakan api cinta Anda.
 Hormatilah satu sama lain.
 Janganlah mengejek pasangan Anda bila potongan rambutnya terlihat lucu. Bila Anda sudah memiliki anak ada baiknya Anda tidak mencela pasangan Anda di depan anak. Cinta berarti saling menghormati dan menjaga perasaan satu sama lain.
 Lupakanlah Masa Lalu. Hentikanlah pembicaraan mengenai masa lalu di mana Anda ataupun pasangan Anda kurang bangga dengan peristiwa itu. Setiap orang pastilah tidak ingin lagi mengingat peristiwa lampau yang tidak mengenakan. Hadapilah masa depan dengan lebih optimis dan jangan membandingkannya dengan masa lalu.
 Janganlah cemburu pada pasangan Anda. Kecemburuan merupakan racun dalam hubungan pria-wanita. Bila kecemburuan dibiarkan berkembang terus dalam hubungan pria-wanita dapat dipastikan hubungan tersebut sedang menuju kehancuran. Percayalah satu sama lain. Lebih baik Anda percaya pada pasangan Anda daripada perkataan orang lain yang belum tentu benar.
 Komitmenlah satu sama lain.
 Jika pasangan Anda sering ingkar janji, Anda perlu berbicara padanya. Anda harus menjadikan pasangan Anda prioritas utama. Janganlah membuat janji bila Anda tidak yakin bisa memenuhinya. Jika pasangan Anda mulai merasa dirinya tidak penting lagi bagi Anda, Anda mungkin akan kehilangan dirinya.
 Saling merendahlah satu sama lain sehingga ada titik temu. Janganlah terlalu memaksakan kehendak Anda pada pasangan Anda. Bila ia telah berubah (misalnya dalam hal sikap) janganlah memaksanya untuk berubah seperti yang Anda harapkan. Belajarlah untuk menerima dan memberi satu sama lain sehingga Anda berdua dapat menemukan titik temu yang mengenakan kedua belah pihak.
 Jujurlah satu sama lain.
 Bersikaplah jujur pada pasangan Anda. Jika Anda tersinggung dengan perkataannya, katakanlah padanya, jika Anda marah, beritahukanlah dia tanpa menjadi histeris. Jika Anda tidak bisa jujur pada pasangan Anda, dengan siapa Anda bisa jujur? Cinta menyangkut kejujuran dan suatu hubungan tanpa kejujuran mungkin sudah tidak berharga lagi.

Tuesday, October 2, 2012

Rahasia Pacaran Jarak Jauh


Dalam sebuah hubungan percintaan, pacaran jarak jauh kerap menjadi salah satu tantangan. Ada sebagian yang menyerah, tapi ada juga justru memperkuat ikatan dengan pasangan.

Ingin tahu bagaimana hubungan LDR (Long Distance Relationship) tetap langgeng, meski di kota yang berbeda? , berikut beberapa tip yang dapat diikuti:

Gunakan telepon
Komunikasi dalam hubungan jarak jauh sangat penting. Cara paling efisien yaitu dengan cara telepon. Lamanya komunikasi sangat berpengaruh terhadap kantung pribadi. Semakin lama, ongkos telepon pun akan bertambah mahal. Untuk menyiasatinya Anda dapat menggunakan jaringan lain seperti skype, vonage, google voice atau web gratis lainnya.

Manfaatkan komunikasi lainnya

Dengan perkembangan teknologi saat ini, Anda bisa mengefektifkan komunikasi dengan memaksimalkan fungsi telepon, email, skype, jejaring sosial, hingga instant messengers. Terlepas dari kelebihan dan kekurangan dari setiap alat komunikasi tersebut, pilihlah yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Menjaga cinta agar tetap hidup
Meski Anda dan pasangan jarang bertemu setiap harinya, tetapi menjaga cinta itu tetap penting. Berikan sebuah hadiah romantis melalui email, atau menulis lagu cinta tentunya akan membuat pasangan Anda merasa diperhatikan. Cinta itu dapat dipupuk di mana saja tanpa mengenal jarak.

Saling mengunjungi
Mengunjungi pasangan satu sama lain secara bergantian sangat penting. Pasangan Anda sangat merasa dihargai, seperti yang dikatakan Debra Berndt, pakar kencan dan penulias buku "Let Love In". Dengan cara ini tidak akan ada pihak yang merasa berkorban atau berjuang sendirian.

Jangan mengambil keputusan pribadi

Karena Anda pasangan hidup yang terpisah, rasa ingin tetap tinggal di kota sendiri sering menjadi kendala. Usahakanlah tempat tinggal Anda dan pasangan menjadi lokasi yang fleksibel untuk disinggahi. "Kesepakatan besar atas perubahan sebaiknya dibicarakan baik-baik agar tidak ada salah paham," jelas Berndt. (art)

KENALI ANAK CERDAS DAN BERBAKAT ISTIMEWA

Pada masa kini, kecerdasan seseorang tak lagi hanya diperhitungkan
dari segi akademis. Anak-anak yang memiliki kelebihan dalam bidang
nonakademis pun kini mulai mendapat tempat. Misalnya, di bidang
olahraga dan seni. Untuk itu, sebagai orang tua, kita tidak perlu
memaksa anak-anak kita untuk menjadi anak yang paling pintar di kelas.
Daripada memaksakan anak untuk melakukan apa yang mungkin kurang bisa
dikuasainya, cobalah untuk menggali potensi kecerdasan nonakademis
yang dimiliki anak dan memupuknya dengan baik.
Anak-anak berbakat dan cerdas istimewa dapat dikenali dari beberapa
segi. Pertama, bakat turunan. Jika suami Anda senang mengotak-atik
otomotif dan anak-anak Anda suka mengamati dan selanjutnya bisa
menguasai bidang otomotif, kemungkinan mereka memiliki bakat turunan
dari suami Anda. Kedua, sensitivitas. Anak-anak yang memiliki
sensitivitas tinggi (misalnya mudah terharu, mudah tersinggung, mudah
terbangun dari tidur karena ada suara yang lirih, atau mudah mengalami
iritasi) menandakan bahwa mereka memiliki bakat istimewa. Ketiga, skor
tes IQ di atas 130. Keempat, perilaku. Anak-anak berbakat istimewa
cenderung mampu fokus pada suatu subjek, sangat jeli dan teliti,
memiliki rasa ingin tahu yang besar, memiliki ingatan tajam, mudah
menyerap pelajaran, serta mampu memberikan alasan kuat untuk segala
tindakan dan ucapannya. Kelima, penguasaan bahasa. Kosakata anak
berbakat istimewa cenderung lebih banyak daripada anak sebayanya,
mudah membaca pada usia dini, dan kritis. Jadi, mereka akan banyak
bertanya. Keenam, peka secara emosi. Tak jarang anak-anak berbakat
istimewa yang tertarik dengan topik-topik yang tidak lazim, seperti
apa itu kematian, ke mana orang sesudah mati, mengapa orang mati
membusuk, dan lain sebagainya. Secara kepekaan, anak seperti ini
biasanya sangat sensitif dan secara fisik mudah diprovokasi untuk
melakukan kegiatan luar ruangan. Ketujuh, memiliki selera humor
tinggi. Bahkan sampai ke level bisa menertawakan diri sendiri, sama
seperti orang dewasa. Mereka juga cenderung perfeksionis, suka dengan
hal-hal yang sistematis, terpola, dan selesai dengan sempurna. Anak
semacam ini selalu penuh energi, tidak mudah lelah, serta mudah
menyesuaikan diri, dan dekat dengan orang-orang dewasa. Kedelapan,
mampu berpikir abstrak. Misalnya, silsilah keluarga yang rumit.
Kesembilan, pintar menggambar. Mereka tidak hanya dapat menggambar,
namun juga dapat membangun sesuatu yang kompleks dengan pola yang
tidak biasa dengan beragam medium (balok, krayon, cat air, gambar,
pasir, tanah liat, dsb.).
Jika dilihat secara fisik, anak yang berbakat istimewa memiliki tinggi
badan lebih kurang 53-54 sentimeter saat lahir. Ukuran otaknya juga
lebih besar daripada anak lainnya. Perkembangan motorik kasarnya
sangat cepat, tetapi perkembangan motorik halusnya lebih lama. Oleh
karena itu, meskipun dia cepat membaca namun dia sulit menulis.
Anak berbakat istimewa pun berbeda dengan anak cerdas istimewa. Anak
berbakat cenderung cepat bosan, gemar bermain, tidak suka belajar
karena sudah tahu jawabannya, dan bahkan kelewat kritis, sehingga
mempertanyakan jawaban yang sudah ada. Anak cerdas suka belajar,
mendengarkan dengan baik, bisa menjawab pertanyaan dengan baik,
memberi perhatian, dan lebih senang bersosialisasi dengan teman-teman
yang seusia. Anak berbakat cenderung memberontak, agak malas, maunya
menang sendiri, tidak suka belajar, unggul dalam tes pilihan ganda
karena lebih suka menebak, dan kritis terhadap dirinya sendiri.

Anak-anak berbakat dan cerdas istimewa harus dikenali, dibimbing, dan
difasilitasi dengan pendidikan yang tepat. Jika tidak,
kelebihan-kelebihan yang mereka miliki dapat menjadi negatif.
Sayangnya, banyak guru sekolah yang mengabaikan atau memberi cap buruk
(black list) kepada anak-anak seperti itu, karena mereka cenderung
sering membuat keributan, tidak bisa tenang, malas, dan tidak bisa
mengikuti pelajaran. Dengan kondisi yang seperti itu, kemungkinan
besar mereka sering mendapat umpatan atau cemooh dari teman-teman atau
guru mereka. Hal ini tidak boleh dibiarkan karena sikap seperti itulah
yang justru semakin menjauhkan mereka dari sekolah, dan membuat mereka
semakin merasa terpuruk dan tidak berguna. Sebaliknya, dengan
memberikan perhatian dan pengarahan yang tepat sesuai minat, mereka
dapat menolong anak berbakat dan cerdas istimewa untuk meraih
kesuksesan di kemudian hari.